Thursday, April 14, 2016

Gugurnya Momiji Berganti Mekarnya Sakura

Ohayou!!!


Entry blog kali ini terasa semacam merawat kembali pohon yang beberapa tahun lalu sempat saya tanam, pada awalnya sering diperhatikan, disiram dan dipupuk, tapi lama-kelamaan diabaikan begitu saja. Baru sekarang tersadar bahwa menulis blog bisa diibaratkan dengan orang yang menanam pohon. Satu hal yang sepele dilakukan, tapi dari sebuah pohon yang berusaha ditanam dan dibesarkan akan selalu memberikan manfaat kepada makhluk hidup terutama manusia serta lingkungan. Sama halnya dengan blog, yang berisikan informasi atau sekedar sharing hal yang pastinya akan selalu bermanfaat bagi pembacanya.


Dari nama blog yang telah saya tentukan, sudah terasa  ada nuansa Jepang nya? hehe (sok men-Jepang-isasi gitu..)

"Akai Momiji" 赤い紅葉
Bagi yang masih mencoba belajar Bahasa Jepang, saya coba bantu berikan artinya ya..
"Akai" 赤い yang berarti "merah" dan "Momiji" 紅葉 yang berarti daun mapple yang berguguran. Jika teman-teman kesusahan membuat imajinasi tentang bagaimanakah sebetulnya bentuk daun mapple itu?? Yeah, bentuknya bisa kita bayangkan semacam daun ganja atau daun yang hampir mirip dengan simbol negara Canada atau lebih mudah nya tinggal tengok saja background blog ini.

Pada umunya, orang yang memiliki minat pada Jepang, mayoritas akan lebih menyukai fenomena alam mekarnya bunga Sakura yang indah didominasi warna pink dan putih di saat musim semi. Tapi saya, saya lebih suka dengan perpaduan warna merah, orange, jingga dan kuning dari fenomena alam "Momiji" di saat musim gugur.
Ingin sekali..... Ingin banget pokoknya bisa menikmati keindahan momiji di Jepang secara langsung dengan berpakaian ala musim gugur yang sejuk ditambah background langit biru yang cerah.

Sejak kuliah bermimpi bisa datang ke Jepang dengan jalan beasiswa, tapi kenyataannya coba beasiswa ini itu tak satupun ada yang lulus. Sedih sih... Tapi mungkin memang usaha saya bisa jadi kurang maksimal atau memang belum jodoh ya.Tapi akan tetap saya coba!

Akhirnya tanggal 20 Maret 2016 karena keperluan pekerjaan dengan harapan memiliki pekerjaan yang lebih baik lagi, dan...... karena ada cinta yang ketinggalan di kota Kawasaki, yang mungkin jadi magnet bagi saya. And yeah finally, saya dimudahkan Tuhan untuk menuju ke Jepang. Hihi senang~~~ ^^

20 Maret 2016 hari Sabtu,saya sudah gelisah tidak nyenyak tidur sejak jam 3 dini hari. Kebiasaan, kalau mau bepergian jauh terutama untuk jalan-jalan selalu over exciting yang efeknya semacam caffein, membuat otak ini susah tidur. Kemudian mulailah beranjak dari tempat tidur pada pukul 4 untuk bersiap-siap. Flight by C*thay P*acific pada pukul 09:35 jadi jam 6 pagi saya sudah tiba di Bandara Juanda Surabaya dengan selamat berkat diantar oleh salah satu siswa saya, Lovin (nama yang cantik sekali ya, tapi dia laki-laki). Ternyata, sepagi itu pertolongan Tuhan tak terduga datang ya.

Check-in melalui antrian lumayan lama sekaligus agak mengkhawatirkan satu teman baru namanya Felix yang akan berangkat bareng ke Jepang, tapi hingga jam 7 dia belum juga muncul. Tapi akhirnya dia datang juga, dengan bagasi yang overload sebanyak 10 kilogram, yang jika ditebus dengan uang, harus membayar seharga Rp2.000.000,-. Oke, saya ikut bantu bongkar kopernya yang isinya mayoritas buku, hingga menuju ke porsi 20 kilogram, batas maksimal bagasi pesawat. Harus dilakukan dengan cepat karena waktu kita mepet sekali untuk kemudian harus sudah ngantri di depan boarding gate. 


Si baju ungu, Felix yang sedang asik mengobrol bersama seorang teman cantik.
Sedangkan saya garing menunggu dia selesai check-in di sini


Prosesi pembongkaran koper dan checkin Felix sudah selesai!!!!!!
Berkeringatlah kita berdua karena sambil bergegas dan sambil lari-lari keluar masuk ruang check-in karena harus mengembalikan barang bawaan Felix yang tidak jadi dibawa, kepada orang tuanya yang menunggu di luar ruang check-in. 
Kami menuju ke boarding gate sambil saling berkenalan karena baru kali ini kami bertemu, dengan misi yang sama ke Jepang. Walopun perjalanan ini sama-sama yang pertama bagi kami, tapi kami jadi merasa saling aman, misalkan ada apa-apa, kenapa-kenapa, tidak sendirian.

Dengan melewati 10 jam mengapung di angkasa dan 2 jam transit di Hongkong, serta 30 menit terakhir diliputi kepala pening, keringat dingin dan perut mual karena pesawat yang labil naik turun, dengan ijin Tuhan kami mendarat di Haneda International Airport dengan selamat dan wajah agak kumal.


Papan petunjuk transportasi  yang bisa digunakan untuk move on dari Haneda International Airport



Saya tinggal di Jepang selama 30 hari menghabiskan waktu dengan belajar bahasa Jepang bertempat di Japanese School bernama "Waseda Bunkakan" di kawasan Asakusabashi.  Asakusabashi sangat dekat dengan Akihabara, tempat pujaan para pemuda pemudi yang memiliki hoby Anime. Kalau saya, lebih suka kawasan Jepang yang tidak terlalu ramai dan tidak ada orang asing di sekitarnya hehehe.
Biasanya saya memerlukan waktu kurang lebih 1 jam start dari Hiagshimonzen Station (area Kawasaki) hingga sampai ke Asakusabashi Station. Saya biasa berangkat pada pukul 07:30 pagi. Luar biasa udaranya dingin bagi saya yang memang tidak kuat dingin. Tapi ini asik sekaliiiii walaupun sering menggigil saat diterpa angin ^^. Jam padat lalu lalang manusia penumpang kereta dipagi hari adalah mulai dari pukul 07:00 hingga pukul 09:00. Pada jam tersebut, kita akan sering tergencet, terjepit di dalam kereta oleh penumpang-penumpang yang lain. Pegawai kereta harus mendorong badan penumpang yang menghalangi tertutupnya pintu kereta yang otomatis. 
Atau kalo mau curi-curi kesempatan nempel2 sama Nihon-jin yang cakep2 yaa bisa laah~~ hihihi. Tapi ingat, Harus hati-hati ya.. 
Misalkan kita terjepit dan posisi akan turun di stasiun, dengan lantang saja kita teriak "Sumimasen, orimasu!!!!" yang artinya "Permisi saya mau turun", Agar mudah dikasih jalan oleh penumpang lain yang menghalangi langkah kita.


Asakusabashi Station: Stasiun kreta terdekat dengan Japanese School

Di sini, saya merasa belajar Bahasa Jepang di China, karena seisi kelas semuanya asli orang China. Hanya dua orang yang bukan orang China, yaitu saya dan Sensei Bahasa Jepang. Ada Sensei favorit disana..... Namanya Yuko Sensei: sesosok guru Bahasa Jepang yang masih lumayan muda, cantik alami tanpa make up dan super ramah murah senyum.

Belajar itu memang sangat menyenangkan!!


Foto bersama teman satu kelas di Waseda Bunkakan Japanese School
Yuko Sensei paling kanan posisi deretan paling bawah


Overall, saya kerasan tinggal di Jepang!!!
Sebulan berasa satu minggu hahahhaha

Sepulangnya dari Jepang, satu bulan pertama di Surabaya saya diterpa sakit silih berganti.
Mungkin jiwa ini masih tertinggal di sana dan tidak mau dibawa pulang kembali.
Yang pasti.... 1/4 jiwa masih tertinggal di Kawasaki.

No comments:

Post a Comment